Pages

SEJUTA KATA CINTA UNTUK SYIFA (part:1)


Awal perkenalan
Banda Aceh menuju Jakarta, pertengahan agustus 2011
                Tak terbayang sebelumnya, moment ini akhirnya jadi milik saya. Berusaha keras meyakinkan orang tua agar bisa pergi seorang diri. Bukannya tak mengizinkan tapi, ya pada kenyataannya memang saya tak pernah berpergian jauh seorang diri. Dan pada akhirnya pertemuan itu dimulai.
                Tiba ditempat asing mata terperangah, sungguh banyaknya perempuan tak mengenakan jilbab. Karena pada umumnya perempuan di Aceh wajib mengenakan jilbab. Sambil berjalan menuju tempat pengambilan barang di bandara, mata ini melihat sekeliling. Namun hanya terpaku dengan seorang gadis yang duduk di kursi roda, sempat berpapasan. Mungkin memang Allah mentakdirkan kami untuk berkenalan. Saat itu kami duduk bersebelahan. Tak berkedip sosok itu menatap saya. Saya pun memberikan satu senyuman untuknya, tentu gadis bermata coklat itu membalasnya.
“Mau??”. Tawarnya.
“Eh, iya. Terima kasih. Tapi, saya puasa.” Jawabku sambil tersenyum.
“Nama saya Syifa.” Ucapnya sambil mengulurkan tangan. “Syifa Azzura.”
“Al-miski.” Jawabku sambil menyambut uluran tangannya.
“Al-miski??”  mengulang nama saya tak percaya.
“Iya. Kenapa, terdengar aneh ya?? Dosen saya juga bilang begitu. Lengkapnya Hanifa Al-miski.” Ucapku sambil tersenyum.
“Hubungi aku di nomor ini.” Pintanya sambil menyerahkan secarik kertas bertuliskan sebuah nomor handphone.
“Inshaa Allah.” Jawabku singkat
“Jadi, mulai sekarang kita berteman ya Al.. Al-miski.” Katanya senang.
“Kalau susah, panggil saja hanifa. Iya, mulai sekarang kita jadi saudara.” Balasku.
Inilah awal berkenalan kami. Selanjutnya, sejak saya liburan kami sering berkomunikasi. Walaupun itu hanya sekedar menanyakan kabar atau cerita-cerita mengenai rutinitas yang sering dikerjakan. Syifa banyak cerita mengenai kepribadiannya. Awalnya ia tinggal di daerah Sumatra selatan. Karena ada suatu keadaan yang mengharuskan dia dan ayahnya pindah ke jawa barat. Syifa hanya tinggal dengan ayahnya, 2 orang pengasuh/perawat pribadi dan beber
apa pembantu rumah tangga. Sedangkan ibunya sudah meninggal sejak ia masih berusia balita. 
 ***
                Masa liburan berakhir, sudah waktunya kembali ke tanah kelahiran. Puas sudah menghabiskan waktu selama 2 minggu di kampung orang. Beberapa hari lagi idul fitri, umat muslim pun sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut hari kemenangan. Begitu pun dengan keluarga kami. Biasanya kalau menyambut lebaran penghuni rumah memang sibuk, mulai bersih-bersih rumah sampai masak segala macam makanan. Walaupun keadaan sibuk tak lupa untuk sekedar SMS teman-teman hanya sekedar mohon maaf, termasuk syifaku.
                Setelah liburan ini benar-benar berakhir. Semua mahasiswa pasti disibukkan dengan rutinitas kuliahnya seperti biasa, ya biasatahun ajaran baru. Namun, dengan kesibukan ini berusaha lagi menyambung tali persaudaraan dengan syifa. Bagaimana kabarnya sekarang? Masihkah setegar dulu saat pertama mengenal sosok itu?? Segera meraih handphone dan mencari nomor tujuan. Tapi, mustahil beberapa hari ini nomor yang dituju tidak aktif. Apa yang sedang terjadi?? Mengapa dia tak mengubungiku?? Tak cukup logika terakhir menghubunginya memang nomor itu tak pernah aktif lagi.
Bersambung  ^_^


Copyright 2009 al-miski (angkasa biru). All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy